Lagi-lagi Aku Belajar~

Anyway, belajar tidak harus dari kisah kita sendiri, toh tidak ada larangan untuk kita mengambil hikmah dari kisah orang lain. 

Hidup tidak selamanya tentang bersama.Akan ada banyak perpisahan, yang menderai air mata, baik suka maupun duka.Akan ada banyak kisah indah yang berlabuh dan menjadi sebuah kenangan. Sosoknya yang menjadi inspirasiku pernah berkata: "Selama dan sebanyak apapun waktu kita bersama, akan jauh lebih lama waktu perpisahan nanti." Maksudnya, meskipun kita lahir dan besar bersama, senantiasa duduk bercengkerama dalam waktu yang lama, menikmati hari-hari bersama, tetap akan ada waktu perpisahan yang durasi waktunya jauh lebih lama. Entah perpisahan itu kekal atau fana. "Maka nikmati dan manfaatkanlah waktu kebersamaan sebaik mungkin."

Katanya, menjadi dewasa itu menyenangkan.
Sebelumnya kita lahir menjadi bayi, lalu tumbuh dan berkembang menjadi anak kecil. Hingga muncul kesadaran jiwa, akan rasa hidup dan stimulus untuk senantiasa berkembang. Hingga tiba saatnya masuk usia balita yang memberikan kita dorongan untuk bermain sambil belajar, hal ini tercerminkan oleh sikap anak kecil yang begitu bersemangat untuk masuk sekolah TK. Proses bersekolah di TK pun dijalani dan dinikmati, namun lagi-lagi ada stimulus baru yang mendorong kita untuk lebih bertumbuh dan berkembang. Saat TK, nyatanya kita ingin sekali merasakan jadi anak usia SD.

Lalu, ketika kita menjadi anak usia SD ada stimulus lagi yang membuat kita mengidam-idamkan menjadi anak usia SMP. Hingga kita melewati hari-hari di SD, dengan bayangan-bayangan indah masa anak usia SMP yang nyatanya belum dirasakan kala itu. Alhamdulillah-nya,banyak kisah melukiskan bahwa ekspektasi masa SD ke SMP tidak begitu merisaukan. Karena realitanya masa SMP itu cukup memberi warna baru yang tentunya menjadi kejutan kebahagiaan. Namun, tidak cukup menjadi anak usia SMP, kita yang kerap bertumbuh dan berkembang lagi-lagi mengidam-idamkan hal yang belum kita jalani. Masa itu kita begitu ingin merasakan menjadi anak usia SMA.

Saat memasuki tahapan usia SMA, sudah mulai ada rasa yang berbeda. Fase remaja menuju dewasa.Ya, inilah fase peralihan. Kesadaran semakin dikokohkan,dan arti keberadaan dunia sudah mulai nampak dalam benak. Namun, lingkungan pertemanan dan belas kasih orangtua senantiasa membersamai, hingga melenyapkan pikiran buruk arti kehidupan. Tapi, tentu saja lagi-lagi kita yang berada di fase anak usia SMA ingin sekali mengusaikan fase itu dan melangkah ke fase baru. Dengan ekspektasi luar biasa setelah melalui fase anak usia SMA.

Tibalah saatnya di puncak mengusaikan fase SMA untuk melangkah ke fase selanjutnya. Nyatanya hal yang diidam-idamkan setelah melewati proses usia SMA tidak semudah proses-proses sebelumnya. Mulai banyak ekspektasi yang tidak terwujud. Mulai banyak hati yang rapuh. Mulai banyak pilihan kehidupan yang bisa jadi memaksa diri.

Huahhh

Katanya, jangan suka nethink (negative thinking)!
Tapi, menurut hemat saya nethink keberadaannya juga bisa dimanfaatkan kok. Salah satunya untuk antisipasi ekspektasi berlebihan, sebelum kecewa datang siapkan tamengnya. Siapkan sedikit praduga buruk untuk memungkinkan solusi yang ada di saat terpuruk.

Fase dewasa, fase pikiran mulai bertumpuk rapi di kepala. Melihat kisah bahagia orang dewasa yang terekspos, tentu saja sempat menyilaukan kita. Rasa-rasanya dewasa itu sangat menyenangkan bukan? Melewati proses demi proses.Kitapun beranggapan dewasa adalah puncak mencari kebahagiaan tertinggi dari dasar kalbu, terlihat mudah dan indah dijalani, karena ini yang tergambar di dalam sebuah film. Tapi realitanya fase usia dewasa adalah fase yang sulit, terdapat banyak rintangan yang membuyarkan.

Kalau ada yang bilang dewasa itu menyenangkan, berarti dia hebat mengelola rasa, akal dan sikap. Selamat bertumbuh dan bahagia.🤍

---

Komentar

Postingan Populer