Hidup dan Keresahan

Apresiasi luar biasa untuk semua yang istikamah dengan segala hal baik yang telah berhasil dimulai.

Dahulu aku berpikir, aku begitu iri dan salut dengan mereka yang memiliki kecerdasan tinggi. Tetapi, pola yang tampak di mataku kini telah berbeda. Nyatanya beberapa orang yang intelektual mematok sebuah garis kesombongan. Entah itu wujud kebanggaan diri, atau hanya sebuah apresiasi diri.

Lalu, aku juga pernah berpikir, sepertinya aku salut dan iri dengan mereka yang berkelimpahan harta. Bagaimana tidak? Mereka yang berkelimpahan tentu saja bisa membeli apapun yang mereka inginkan. Belum lagi bisa pergi ke mana pun yang mereka mau. Bisa umroh dan haji dengan keluarga besar tanpa terbebani biaya. Tapiii, nyatanya tidak juga. Mereka yang berkelimpahan nyatanya masih belum banyak yang berbahagia dan merasa cukup.

Lalu, terlintas dibenakku ternyata orang yang paling beruntung itu orang yang paling banyak bersyukur. Aku iri dengan mereka yang mensyukuri segala sesuatunya, dan kali ini aku merasa iriku tepat. Aku iri melihat mereka yang mungkin terlihat bodoh tapi berusaha untuk pintar, aku iri melihat mereka yang miskin tetapi berusaha untuk terus bekerja keras. Aku iri dengan mereka yang tak pernah lupa bersyukur atas hasil yang diperolehnya, sedikit atau banyak. Hatinya tetap rendah, rendah hati bukan rendah diri. 

Masyaallah, salut sekali dengan mereka yang kaya hati. Kaya akan kepekaan sesama manusia yang memiliki hati. Mampu menjaga perasaan orang lain, tanpa harus menelik bobot orang lain. Memandang manusia sama dengan manusia lainnya. Tidak bermain dengan perasaan kasta dan rupa.

Awalnya ragaku menanggap semua bisa disamakan, memulai berpikir seperti ini artinya aku harus berusaha menyiapkan beragam argumen untuk menguatkan prinsipku. Tentang apa yang seharusnya menjadi acuanku? Apa yang harus kukejar? Apakah harta, tahta, jabatan, ilmu yang tinggi atau sebuah kata singkat bernama "syukur"?

Ya, rasanya aku butuh syukur karena syukur adalah kekayaan terbesar dalam setiap wujud. Menjalani sesuatu butuh dorongan. Syukur yang besar akan membawa kebahagiaan. 

Hidup memang meresahkan, tapi meresahkan bukan berarti harus dikeluhkan. Hidup harus dihadapi, karena keresahan adalah sebuah tantangan yang harus diselesaikan.

Ibaratnya memulai itu lebih mudah, ketimbang menyelesaikan dengan baik sesuatu yang sudah terlanjur dimulai.

Semangat berdamai dengan tantangan dari Keresahan.🤝

Komentar

Postingan Populer