Pola Air Mengalir

Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah, air memiliki sifat terus mengalir jika ada jalur dan biasanya kumpulan air akan membuat lubang dan membentuk jalur. Air yang mengalir di suatu tempat akan membentuk aliran dan sungai genangan air. Jika jalur sungai terbentuk, niscaya aliran air akan mengalir bersamanya.

Jalur aliran air yang sudah terbentuk biasanya tidak sulit diubah. Saluran air yang membentuk jalur tidak berubah dan terus membawa air yang mengalir ke dalamnya. Masalah yang kita alami juga bisa diibaratkan sebagai jalur aliran air. Masalah kita adalah aliran interpretasi kita. Cara otak kita merespons rangsangan yang masuk tentu saja tergantung pada cara kita menerima dan menafsirkannya, dan ke arah mana kita menafsirkan rangsangan tersebut. 

Kemudian, pengalaman yang terakumulasi sejak kita kecil, disadari atau tidak, semua pengalaman itu tersimpan di otak dan memengaruhi cara kita mengambil keputusan. Sehingga peristiwa-peristiwa yang telah terkubur selama hidup kita menjadi poin-poin penting dalam pemahaman kita tentang dunia dan seisinya.

Orang yang belajar melihat dunia dan diri mereka sendiri secara positif dapat menafsirkan masalah dan situasi yang datang dari sisi positif juga. Namun, orang yang telah melihat sesuatu dari sisi negatif sejak kecil yang dialaminya, baik besar maupun kecil, akan menafsirkan dan menganalisis semua kejadian yang datang kepadanya dari sisi negatif. Itu karena dia memprediksi dan menganalisis bahwa peristiwa yang dia alami sekarang akan seperti kenangan masa kecil yang dia lalui tanpa harapan atau semangat. Dengan begitu, masa depan dan dunianya akan terasa gelap dan suram, begitu putus asa sehingga dia akan merasa sedih dan muram, seperti kenangan masa kecilnya.

Mirisss...

Ini sebenarnya sebuah pola yang mengikat.

Sisi positif akan bertumbuh dari seseorang, jika di masa kecilnya mendapatkan segala afirmasi positif. 

Lantas, jika di masa kecil seseorang mendapatkan segala bentuk hal negatif bagaimana? Akankah orang tersebut tenggelam di dalamnya? Akankah tega jiwa kemanusiaan kita melihat orang lain tertindas jiwa kesakitan?

Jika berbicara pola air tadi, memang sulit untuk mengubah jalur aliran air yang telah terbiasa mengalir dengan satu pola awal. Tapi, bukankah itu hanya masalah pola? Kita masih bisa merubah dan memperbaiki pola. Kita bisa mengubah jalur air itu, meski tentu tidak mudah. Kita terlebih dahulu harus memikirkan taktiknya, cara terbaik perubahan jalur itu, ke arah mana air akan dialirkan, dampak aliran air jika dipindahkan, semuanya harus terpikirkan untuk memperoleh keuntungan.

Begitu pula dengan pikiran yang ada di otak kita, segala hal negatif yang pernah dilalui insyaallah akan tetap bisa kita rubah polanya. Bagaimana caranya? Tentu saja dengan terlebih dahulu memikirkan taktik. Setiap jiwa punya kesadaran, sadar akan hal yang membuatnya sedih, sadar akan hal yang membuatnya senang. Tapi, sebaik-baik strategi yang diusung harus kita kembalikan ke pedoman kita.

Al-Qur'an dan Hadist telah memberikan semua solusi untuk setiap permasalahan. Jika jiwa sering sakit karena pengalaman negatif, baca Al-Qur'an kita dan sadarkan diri kita bahwa kita butuh Allah. Surat dan ayat dalam Al-Qur'an dapat menjadi penawar, sebagaimana yang disampaikan Allah Subhanahu wata'ala dalam firman-Nya:

وَنُنَزِّلُ مِنَ ٱلۡقُرۡءَانِ مَا هُوَ شِفَآءٞ وَرَحۡمَةٞ لِّلۡمُؤۡمِنِينَ وَلَا يَزِيدُ ٱلظَّٰلِمِينَ إِلَّا خَسَارٗا

"Dan Kami turunkan dari Al-Qur'an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur'an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian," (QS Al Isra: 82).

Masyaallah tabarokallah, back to topic!

Sebagaimana kita sadar dan paham pola negatif dari kecil terbawa dari sejak kecil. Maka sepatutnya kita menghindarkan hal negatif dan berusaha membangun pola-pola positif untuk orang sekeliling kita. Terkhusus lagi pola positif untuk anak kecil. Anak polos nan tulus yang butuh warna yang indah, janganlah kita nodai dengan kehitaman pola jahat yang membuat jalur kesakitan.