Perbesar Rasa Peduli Anda

Tak ada yang lebih membantu memperluas sudut pandang kita selain memperbesar rasa peduli kita kepada orang lain. Peduli berarti bersimpati kepada orang lain. Dengan peduli kita berusaha menempatkan diri kita pada posisi orang lain, tidak memikirkan diri sendiri, dan membayangkan bagaimana rasanya bila kita yang mengalami kesulitan yang dialami orang lain itu, dan sekaligus berbelas kasih pada orang tersebut. 

Harus diakui bahwa persoalan orang lain, rasa sakitnya dan frustrasinya bisa saja persis seperti yang kita pernah atau sedang rasakan, malahan kadang-kadang justru lebih parah. Mengakui kenyataan ini dan berusaha menawarkan bantuan akan membuka hati kita dan memperbesar rasa syukur kita.

Menurut Richard Carlson ada dua hal yang harus menjadi tekad dalam meningkatkan rasa kepedulian, yaitu niat dan tindakan. Pertama berniat, berarti kita ingat untuk membuka hati kita kepada orang lain. Kedua bertindak, berarti kita melakukan apa yang harus kita lakukan untuk orang lain. Tidak harus memulai dengan hal besar, karena hal kecil dengan ketulusan hati dapat menyentuh, menenangkan, dan membahagiakan hati.

Di dalam buku Richard Carlson menceritakan tentang nasihat seorang Ibu bernama Teresa yang mengungkap bahwa, "Kita tidak dapat melakukan hal-hal besar di dunia ini. Kita hanya dapat melakukan hal-hal kecil dengan cinta kasih yang besar."

Saya pikir begitu, hal-hal yang terlihat kecil jika tulus dilakukan justru akan membuahkan cinta kasih. Beda halnya dengan bantuan besar yang dilakukan tanpa ketulusan hati, semua tentunya tidak dapat sampai ke hati.

Rasa peduli akan memperbesar rasa syukur kita dengan cara melepaskan perhatian kita dari hal-hal kecil yang biasanya kita perlakukan secara serius. Menyisihkan waktu kita untuk memikirkan keajaiban-keajaiban hidup. Berbagai macam kenikmatan kehidupan yang akan sirna dan mencoba merangkai pola kehidupan abadi yang berkelimpahan kenikmatan.

Berbicara kenikmatan, saya tertarik dengan konsep seseorang yang sering membandingkan hidupnya dengan binatang. Ya, ini tentang manusia yang ketika diterjang banyak masalah, akan mengungkap, "Kayaknya lebih enak jadi kucing deh, kayaknya lebih enak jadi ikan hias deh, dsb."

Mereka yang berpola seperti itu, mungkin bisa dibilang kurang bersyukur dan melakukan sebuah ungkapan kesalahan penyesalan. Tapi, sebenarnya ada sisi positif yang bisa kita petik dari ungkapan itu. Bukan tentang penyesalan itu, tapi tentang perbandingan manusia dan kucing misalnya.

Huuuffft, jangan nethink dulu.
Gini loh, maksudnya manusia yang membandingkan dirinya dengan kucing itu karena sebenarnya dia memiliki sisi kepedulian terhadap kucing. Manusia itu tau apa kelebihan menjadi kucing dan juga bisa saja dibalik kalimat itu dia ingin mengungkap rasa mirisnya terhadap orang-orang yang memperlakukan binatang dengan kejam.

Selalu ada hikmah positif yang bisa kita ambil dari ungkapan orang lain, tidak usah terburu-buru untuk berkomentar, tidak usah terburu-buru untuk berpikir negatif. Ayolah kita sama-sama mensugesti diri untuk berpikir positif. Bukankah agama kita juga mengajarkan demikian?

~

Komentar

Postingan Populer