Tegarnya Dirimu

Lama tak mengapresiasi dirimu.
Tegarnya dirimu melewati harimu.

Pandai sekali dirimu menyembunyikan luka. Hingga nampak kehidupan yang selalu indah merekah. Dirimu laksana batu yang kokoh. Kuat sekali menopang badai yang berlalu.

Jikalau hidup tentang pilihanmu, semua manusia pun akan hidup tanpa perjuangan. Karena manusia punya hakikat yang sama, tak punya andil besar untuk memilih takdir. Jika hidup tentang pilihanmu, tak akan ada lagi sedih yang membawa senang, mungkin semua akan terasa hambar.

Tegarnya dirimu...
Tahun berganti tahun, bulan berganti bulan, hari berganti hari, hingga detak waktu yang terus berputar. Semuanya masih sama, kamu masih tegar dengan tantangan kehidupanmu.

Jika ada yang bertanya, bagaimana kabarmu atau bagaimana kondisimu? Sigap tutur kata atau lincah ketikanmu mengungkap, "Everything will be fine, aku baik-baik saja." Wah, sayangnya hati kecilmu tak menyetujui itu. Kamu sedang tidak baik-baik saja.

Tegarnya dirimu...
Masih mampu menjadi lilin yang menerangi orang lain, sementara dirimu sendiri luluh terbakar. Kamu merasa hanya dengan menerangi orang lain, kamu bisa berguna. Padahal menerangi dan melindungi dirimu sendiri pun adalah kebermanfaatan. Coba renungkan, bagaimana bisa kamu memberikan jus jeruk ke gelas orang lain, kalau gelasmu saja belum terisi?

Sudahlah, perkara ketegaran memang tak perlu banyak orang mengetahui. Cukuplah mereka berpikir apa yang ingin mereka pikirkan tentang kamu. Jangan repot menyiasati hal yang sulit diprediksi.

Hanya saja, aku bangga dan salut kepada dirimu. Semoga ketegaran ini benar bisa kokoh hingga surga tempat terakhirmu.

Komentar

Postingan Populer