Menyingkirkan Keburukan dalam Penilaian, Apa Mungkin?

Penilaian keburukan jauh lebih mudah ketimbang memberikan penilaian kebaikan.

Pikirku, segala yang kuperbuat akan mendapatkan nilai dari manusia lain, entah itu positif atau negatif. Pikiranku seolah sudah siap menerima keduanya, perawakan yang kucipta bahkan sudah begitu bijaksana.

Namun apa gerangan?

Lagi-lagi beberapa manusia memang lebih senang dan begitu mudah memberikan tanggapan buruk ketimbang tanggapan baik. Sejauh dan sebanyak apapun sikap dan niat baik yang telah diperbuat, celah mencari keburukan dan nilai burukmu akan tetap ada.

Apakah mungkin itu yang namanya rasa benci?
Bagaimana mungkin? Engkau dibenci oleh sosok yang begitu kau damba. 

Segala tindak-tanduk di musim itu bagai geruduk petir yang mencabik-cabik batin.

Lalu lintas pikiran manusia, malam tak tergantikan oleh cahaya yang bersembunyi di balik bayangan. Keburukan menjadi sang raja yang tak terbantahkan, merayap dengan anggun di koridor hati yang rentan. 

Di dalam alam tak terlihat, cahaya kebaikan terusir oleh awan gelap, terperangkap dalam lingkaran penilaian yang menggelinding tanpa henti. 

Gemerlap kesunyian, kebaikan mengeluh, menanti pada pintu yang terkatup, sementara keburukan menguasai panggung dengan tirani yang tak terbendung.

Dalam pertunjukan takdir yang tak terduga, kebaikan masih bersikeras menari di panggung hati yang tergelap. Meskipun dilanda badai kritik dan kebencian, ia tetap menggema dengan keindahan yang tulus. Karena pada akhirnya saya percaya, dalam lautan keburukan dan cahaya yang tenggelam, kebaikan tetap menjadi bintang yang bersinar paling terang, mengilhami setiap langkah menuju kedamaian yang hakiki.

#RealitaPenilaian #KebaikanDalamKegelapan #TetapBersinar #KeadilandalamPenilaian #TakdirKebaikan

Komentar

Postingan Populer